Karya Foto dengan Kreatif Mode DSLR
- bramastiobeavisto
- Jun 26, 2016
- 2 min read
Berbagai macam teknik dalam fotografi yang bervariasi tentunya dapat menghasilkan foto-foto yang menakjubkan, juga hasil dari komposisi pengaturan pada kamera saat akan dilakukan pemotretan. Foto pada dasarnya terdiri dari 2 bagian, foreground dan background. Foreground merupakan bagian utama pada suatu foto. Sedangkan background merupakan latar yang berada paling belakang dalam komposisi foto.
Terdapat beberapa mode yang menjadi teknik dalam pengambilan foto, diantaranya Mode P (Programmed), Mode S (Shutter Priority), Mode A (Aperture), dan Mode M (Manual Exposure).
Berikut penjelasan mengenai mode-mode dalam teknik pengambilan foto.
a). Mode P (Programmed)
Pada dasarnya Mode P (Programmed) di dalam kamera DSLR hampir sama dengan Mode Auto, beberapa orang menyebutnya semi-auto dan bahkan sebagian orang menyebut huruf P sebagai “Pemula”. Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.

b). Mode S (Shutter Priority)
Kreasi foto dapat dilakukan juga dengan mengubah mode kamera menjadi mode S (Shutter Priority). Mode ini membebaskan kita untuk mengatur kecepatan rana yang akan digunakan untuk mengambil foto. Mode ini terbagi pada 2 macam efek, efek beku (freeze) dan efek gerak (motion). Mode ini bisa kita pakai saat shutter speed adalah setelan paling kritis: misalnya saat akan membekukan gerakan objek yang bergerak cepat (butuh shutter speed sangat tinggi) atau kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur (butuh shutter speed rendah). Begitu pula saat kita ingin menggunakan teknik foto panning seperti dibawah ini, pindah ke mode shutter priosity akan sangat memudahkan pekerjaan:

Saat melakukan panning dengan waktu 1/10 detik ini, mode shutter priority digunakan
c). Mode A (Aperture)
Mode ini merupakan mode untuk mengatur bukaan diafragma yang akan menentukan ruang tajam (Depth of Field). Semakin besar bukaan diafragma, maka semakin sempit ruang tajamnya. Dalam mode aperture priority, kita menentukan besar setelan aperture secara manual dan kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa. Dengan menggunakan mode ini, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (ruang tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter speed.

Agar genangan air didepan terlihat sama tajamnya dengan ujung jembatan di sisi jauh, aperture priority digunakan dan di set di f/14
d). Mode M (Manual Exposure)
Pada mode ini, fotograferlah yang harus mengendalikan seluruh pengaturan kamera, karena mode ini merupakan mode manual penuh. Kita harus menentukan seberapa lebar ruang tajam yang harus digunakan. Mode ini bisa dipakai saat memotret objek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat kamera “bingung”. Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang, kamera mungkin salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir di pantai tidak over-exposed. Dalam kondisi ini, kita bisa gunakan mode manual, melakukan metering dengan spot metering dengan mengukur exposure di wajah teman tadi lalu menentukan aperture serta shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi. Hasilnya adalah foto yang lebih peduli pada wajah teman dan menomorduakan pantainya.
Daftar pustaka :
Auditiawan Rangga , Bianca Ferren. Belajar Fotografi, untuk Hobby dan Bisnis, Jakarta, 2010.
Comments